IF48 - Tata kelola sepakbola yang selama ini digembar-gemborkan pihak Menpora Imam nahrawi dan Tim Transisinya dinilai hanya pepesan kosong. Bagaimana bukan pepesan kosong, perangkat pertandingan yang dipakai pun hampir semuanya perangkat pertandingan yang tak pernah aktif di sepakbola nasional.
Kabar yang beredar di kalangan wartawan olahraga nasional, dari 253 wasit yang mengikuti penyegaran Tim Transisi hanya satu wasit asal Indonesia Super League (ISL) dan tiga wasit asal Divisi utama. Sisanya adalah wasit-wasit yang memimpin pertandingan saat Indonesia Primer League (IPL) beberapa waktu yang lalu.
"Bahwa sejauh ini hanya ada satu wasit ISL dan tiga wasit dari Divisi Utama, lalu sebagian besar lainnya adalah wasit yang tidak dikenal oleh PSSI mungkin misalnya adalah wasit eks LPI. Maka sesungguhnya ucapan-ucapan menpora, maupun Tim Transisi yang mengkampanyekan tata kelola sepakbola yang lebih baik adalah pepesan kosong," kata Juru Bicara PSSI, Tommy Welly, dilansir dari Goliga.net, Jumat (10/7/2015) malam.
"Hanya sekedar retorika yang sangat normatif, khas birokrat dan jauh panggang dari api.Jadi, intinya Tim Transisi dengan Piala Kemerdekaan itu, sudah menyalahi aturan, tidak bermutu pula," tambahnya.
Menurut pria yang akrab dipanggil Towel itu, sanksi yang dikemudian hari diterima wasit yang mebelot bukanlah sanksi dari PSSI melainkan hukuman dari aturan yang berlaku (statuta FIFA).
"Bahwa kemudian ada perangkat pertandingan termsuk di dalamnya wasit yang teregister di PSSI tapi kemudian bersiap-siap tugas diluar PSSI, maka PSSI hanya tinggal melaporkannya ke AFC maupun FIFA," ujarnya.
"JadI, perangkat pertandingan itu akan berhadapan dengan aturan FIFA bukan semata-mata aturan PSSI. Jadi siaplah dengan konsekuensinya jika tidak taat aturan," tukasnya.
No comments:
Post a Comment