Para pemain Arema Indonesia kompak menyambut gelaran QNB League 2015. |
IF48 - Jika sebelumnya Arema Cronus melunak dan mengatakan tidak ada maksud
membangkang atas keputusan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI),
kini situasi sudah berubah. Arema akhirnya gerah juga dengan manuver
BOPI.
Imbas dari manuver BOPI tersebut salah satunya penundaan QNB League
2015. Walau penundaan itu disebut-sebut karena pelaksanaan Kongres PSSI,
namun tak dimungkiri salah satunya disebabkan teguran yang dilayangkan
Menpora ke PSSI.
Arema pun berencana melakukan serangan berupa gugatan yang diarahkan ke
BOPI. CEO Iwan Budianto mengatakan alasan munculnya rencana gugatan itu
karena BOPI dinilai merugikan Arema Cronus dan peserta QNB League secara
umum karena tertundanya liga.
Dihubungi pada Jumat 10 April 2015, Iwan mengatakan, “Kami punya
pertimbangan seperti itu (gugatan) ke BOPI. Bagaimana pun kondisi sepak
bola sekarang ini sudah terintimidasi. Efeknya besar pada tim dan klub
secara umum,” sebut orang nomor satu di Arema Cronus ini.
IB, sapaan akrab Iwan, tak merinci kapan rencana gugatan tersebut akan
resmi dilayangkan. “Kami masih merumuskan bagaimana bentuknya, apakah
pidana, perdata atau PTUN,” lanjut dia. Jika benar demikian, ini
merupakan langkah agresif pertama Arema menyikapi rekomendasi BOPI.
Arema sendiri hingga sekarang terus melakukan proses rekonsiliasi untuk
menyatukan kembali elemen PT Arema Indonesia yang dulu bersengketa.
Kendati sudah ada pertemuan awal, namun langkah Singo Edan ini tak
mendapat apresiasi dari BOPI.
Badan pimpinan Noor Aman tetap tutup mata dengan progres rekonsiliasi di
Arema dan melakukan berbagai cara agar tim berlogo kepala singa tak
bertanding. Gagal memengaruhi kepolisian, BOPI sempat melarang tim-tim
QNB League bertanding lawan Arema. Manuver itu pun gagal.
Akhirnya BOPI melalui Menpora membuat surat teguran disertai ancaman
bahwa klub-klub tak akan diizinkan memakai fasilitas pemerintah yakni
stadion. PT Liga Indonesia dan PSSI ujungnya menuruti itu dan menunda
kembali gelaran QNB League yang baru bergulir sepekan.
“Kami sedang bekerja keras untuk rekonsiliasi dan tentu tidak bisa
dilakukan satu-dua hari. Semua butuh proses, pembicaraan bagaimana
nantinya. Tapi tampaknya itu masih tidak dipandang positif dan Arema
tetap dicekal,” keluh Iwan Budianto.
Padahal manajemen Arema sendiri menargetkan proses rekonsiliasi tak akan
berlarut-larut, yakni sekitar 10 hari ke depan. Kenyataannya BOPI
menginginkan hasil instan dan meminta Arema menuntaskan persoalan
legalitas dalam satu-dua hari.
No comments:
Post a Comment