IF48 - Arema Cronus kecewa Menpora dan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) menunda kick-off ISL
selama dua pekan. CEO Arema Cronus Iwan Budianto menyebut keputusan
itu merugikan tidak hanya klub sepakbola peserta ISL tetapi juga banyak
pihak lain yang menggantungkan pemasukan dari laga kandang Arema ikut
merugi.
"Menpora dan BOPI jangan bangga berhasil menunda ISL.
Karena justru ini sebuah kerugian yang dampaknya luar biasa," kata Iwan
Budianto, Kamis, 19 Februari 2015.
Bagi manajemen Arema, penundaan tersebut sangat merugikan bagi klub.
Arema urung mendapat pemasukan pertama dari tiket laga perdana yang dijadwalkan berlangsung pada 21 Februari nanti.
Bukan hanya klub saja yang merugi, tapi juga semua elemen yang
berpartisipasi dalam pertandingan ISL. Mitra sponsor akan terganggu
lantaran rencana promosi mereka bersama Arema tidak berjalan sesuai
jadwal.
"Sponsor pun akan berteriak karena mereka sudah menyusun jadwal juga untuk sebuah promosi," katanya.
Bahkan penjual kaki lima dan tukang parkir di stadion pun menurutnya
juga terkena imbasnya. Pasalnya, mereka jauh-jauh hari berharap dapat
penghasilan tanggal 21 Februari akhirnya urung, "Apa Menpora dan BOPI
berpikir sampai situ? " kata Iwan.
Sejak awal klub sangat berharap kompetisi diputar sesuai jadwal.
Menpora pun diharapkan bisa membantu klub untuk lebih cepat menjadi
profesional dengan aturan yang mendukung.
Iwan menyebut saat ini Menpora malah mempersulit pemasukan klub dengan
menunda kompetisi. Arema pun berharap Menpora dan BOPI bisa terjun
langsung ke klub untuk melihat bagaimana susahnya mengelola klub
sepakbola.
"Menpora kan punya banyak staf. Bagi saja mereka ke 18 klub ISL. Biar
tahu juga secara langsung mengelola klub. Kalau memang klub belum bagus
manajemennya, itu dibenahi sambil kompetisi berjalan."
No comments:
Post a Comment