Saturday 24 January 2015

Di Balik Akun Footballnesia, Ada Misi Terselubung Jenggala

 
IF48 - Kiprah Footballnesia dalam hal mengadu domba supporter sepakbola nasional rupanya masih belum berhenti. Sejak awal kemunculannya, akun tersebut memang selalu menyajikan berita seputar sepakbola nasional secara tendensius, provokatif, dan berpotensi mengancam stabilitas sepakbola nasional.

Di balik itu semua, hampir seluruh publik sepakbola nasional tahu bahwa Footballnesia merupakan salah satu media corong utama Jenggala sejak masa dualisme kepengurusan PSSI hingga kini. Sebagian orang menyebutkan, bahwa eksistensi akun Footballnesia tidak lepas dari peranan Halim Mahfudz, sekjen PSSI rezim Jenggala.

Halim Mahfudz sendiri merupakan pemilik sebuah perusahaan public relations dengan nama Halma Strategic. Perusahaan ini memang pernah menjadi bagian dari tim sukses Megawati-Hasyim Muzadi pada Pilpres 2004, dan juga tim sukses Jokowi-JK pada Pilpres 2014 lalu, bersanding dengan Jasmev. Halma Strategic memang sangat cerdik dalam melakukan pencitraan palsu Jenggala dan kroninya. Mereka memiliki sejumlah akun buzzer, guna melancarkan propaganda pencitraan Jenggala dan habis-habisan membela kubu Jenggala. Tidak jarang akun-akun bayaran tersebut juga menyerang siapapun yang tidak sejalan dengan Jenggala.

Beberapa akun yang terindikasi anggota Halma Strategic antara lain Footballnesia, FDSI, Soccer Spy, Angkringan Bola, Revolusi PSSI, dan Reform PSSI.

Pengamat sepakbola Tommy Welly menghimbau kepada pecinta sepakbola nasional untuk tidak mudah percaya dengan akun-akun bayaran Jenggala tersebut. "Jika Anda memang cinta sepakbola, carilah informasi dari sumber yang tepat dan bertanggung jawab. Jangan mudah tertipu dengan banyaknya akun bayaran yang berpotensi memperkeruh suasana," kata pria yang akrab disapa Bung Towel itu.

Sementara itu, admin dari akun @48Footy juga mengungkapkan keresahannya terhadap akun Footballnesia. "Sejak dulu Footballnesia memang selalu menjadi provokator. Berita yang disajikan banyak yang tidak valid bahkan cenderung tendensius," katanya.

No comments:

Post a Comment