IF48 - Nasib sepakbola Indonesia akan ditentukan hanya dalam hitungan hari. Sanksi FIFA terhadap Indonesia nyaris di depan mata mengingat sikap arogansi Kemenpora yang masih bersikukuh untuk tidak mencabut SK terkait pembekuan PSSI. Padahal, kongres FIFA sudah digelar pada keesokan harinya (29/5/2015) waktu Zurich, Swiss.
Menpora Imam Nahrawi sepertinya masih saja bersikap keras kepala dan tidak memikirkan dampak yang akan ditimbulkan dari sanksi FIFA, mengingat penegakan statuta FIFA memang tidak main-main. Berdasarkan pasal 13 ayat 1 statuta FIFA, pemerintah dilarang melakukan intervensi terhadap federasi sepakbola di sebuah negara.
Tentu jika FIFA sampai memberikan banned kepada Indonesia, maka tidak hanya pembinaan sepakbola saja yang akan terganggu, tetapi ini juga berdampak kepada futsal Indonesia yang sejatinya sudah kembali hidup pasca terpilihnya Hary Tanoesoedibjo sebagai Ketua Asosiasi Futsal Indonesia, yang juga merupakan organisasi sayap di bawah naungan PSSI.
Seperti yang kita ketahui, Asosiasi Futsal Indonesia sudah merencanakan akan menggandeng pelatih timnas futsal Indonesia dari Italia atau Brasil dikarenakan kedua negara tersebut memiliki tradisi juara yang kuat di kancah internasional. Namun upaya itu akan urung terwujud jika sampai terjadi banned dari FIFA.
Dampak dari banned FIFA terhadap Indonesia juga berakibat dicabutnya status Indonesia sebagai tuan rumah AFF Futsal yang akan digelar pada Oktober mendatang. Selain itu, program kursus kepelatihan dari AFC untuk futsal Indonesia juga akan terhambat jika sanksi FIFA benar-benar terjadi.
Maka dari itu, sudah sepatutnya bagi Imam Nahrawi untuk segera mencabut pembekuan PSSI dan menghormati hasil putusan sela PTUN demi kemaslahatan sepakbola dan futsal tanah air, jika tidak ingin dianggap sebagai menteri yang gagal dalam menjalankan tugasnya.
No comments:
Post a Comment