Wednesday 20 January 2016

Behind The Friendship - Part 1 (Inspired by Diana Wardhani)

Sesuai dengan namanya, fanfict ini hanyalah cerita fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama, latar, dan hal lainnya entah disengaja atau tidak, anggaplah itu sebagai kebetulan semata.
Hari menunjukkan pukul 04.00 WIB. Aku bergegas untuk bangun dari tidur untuk menunaikan ibadah Sholat Shubuh dan dilanjutkan ngaji pagi selama 30 menit. Kemudian aku menyalakan TV untuk menonton Lensa Olahraga, Kampiun, dan Total Football secara marathon yang ditayangkan ANTV, sambil menikmati sarapan pagi plus kopi susu yang hangat. Karena hari itu tidak ada rutinitas dan masih suasana libur, aku bersama keluarga akan mengikuti reuni ayahku di sebuah hotel megah yang letaknya berada di sebuah kawasan pedesaan yang sejuk nan damai.

Setelah sarapan, mandi pagi, dan semua persiapan beres, aku langsung bergegas berangkat dengan menaiki mobil yang biasa digunakan keluargaku. Perjalanan untuk sampai ke hotel tersebut hanya memakan waktu sekitar 1 jam saja.

Alhamdulillah perjalanan dari rumah hingga ke hotel berjalan lancar dan selamat tanpa hambatan sedikitpun. Sesampainya di hotel, aku dan keluarga langsung menuju resepsionis untuk mengecek pesanan kamar, lalu bergegas menuju kamar yang sudah disediakan.

Selesai menempati kamar dan menaruh barang-barang, aku langsung berkumpul di ballroom dan menikmati acara pembukaan. Tiba-tiba aku melihat sesosok gadis cantik dengan memakai jaket dengan logo JKT48 pada bagian punggungnya yang sepertinya sering aku lihat di layar kaca. Sesekali diriku mencuri-curi pandang ke arahnya, dia pun juga berbalik melihat ke arahku dengan senyum manisnya. Meski diriku agak malu-malu untuk mendekatinya, namun akhirnya dia justru mendekat denganku saat ku duduk di sebuah bangku yang masih kosong.

Diana: "Hai, kok kamu duduk sendirian sih?,"
Rizqi: "Hai juga, kamu siapa?," (tanyaku sambil menatap matanya)
Diana: "Aku Diana, kalau kamu siapa?,"
Rizqi: "Kenalin, aku Rizqi. Eh, kamu kan yang hampir tiap malem nge-host di MNC Sports kan?,"
Diana: "Iya, kok tau? Kamu sering nonton ya?,"
Rizqi: "Hehehehe iya, akhirnya seneng banget bisa ketemu langsung di sini. Salam kenal,"
Diana: "Sama-sama," (sambil handshake)

Acara pembukaan pun dimulai. Aku pun hanya duduk berdua saja dengan Diana dalam sebuah meja pada row depan. Tapi secara tiba-tiba juga, Melody bersama adiknya, Frieska, dan kakaknya, Citra, ikut mengisi tiga bangku yang tersisa di sekitar meja yang kami tempati.

Melody: "Diana, kamu kok tumben ada di sini?,"
Diana: "Kan ayahku juga alumni AUP,"
Melody: "Oh gitu. Kenalin juga nih, ini Frieska, adikku,"
Frieska: "Hai Kak Diana, aku Frieska. Panggil aja aku Mpriss,"
Diana: "Salam kenal juga, Mpriss. Teteh Citra yang mana sih?,"
Citra: "Ini aku. Terus siapa cowok yang di sebelahmu itu?,"
Diana: "Ini Rizqi, kenalan dong,"
Rizqi: "Hai Laksani Sisters," (sambil handshake).

Waktu menunjukkan pukul 12.00 WIB, itu tandanya untuk menunaikan ibadah sholat Dzuhur. Kemudian aku lanjut menikmati makan siang bersama Diana dan Laksani Sisters di restoran yang ada di hotel tersebut. Kemudian seluruh peserta reuni dipersilahkan untuk beristirahat hingga menjelang malam. Diana pun mengajakku bermain game PES di kamarku bersama Laksani Sisters untuk mengisi waktu luang, tanpa meninggalkan sholat Ashar. Kemudian kami mandi sore dan lanjut berkumpul bersama di depan layar televisi untuk menyaksikan Blend Futsal League yang disiarkan MNCTV hingga menjelang Maghrib. Minuman hangat dan makanan ringan juga ikut menemani waktu sore pada saat itu.

Akhirnya tibalah juga waktu Maghrib. Aku pun segera melaksanakan sholat berjamaah dengan teman-teman, kemudian aku bersama Diana dan Laksani Sisters (Citra, Melody, Frieska) meninggalkan hotel sementara waktu untuk membeli aneka gorengan di sebuah warung kaki lima sekitar hotel. Di tengah jalan, tanpa disangka kami melihat ada tiga orang gadis berjalan dari arah yang berbeda, namun menuju tempat yang sama. Setelah sampai di tempat untuk membeli gorengan, kami langsung memesan gorengan itu beserta kopi susu hangat sebagai minumannya. Sambil menunggu, ketiga gadis tadi juga memesan gorengan beserta minumannya dan kemudian duduk bersama kami. Ternyata mereka itu adalah Winarto Sisters (Stella Cornelia dan Sonia Natalia) dan Fina Phillipe. Usut punya usut, Stella dan Fina adalah teman Diana semasa duduk di bangku SMA.

Stella: "Hai, sudah lama kita gak ketemuan," menyapa kepada Diana.
Diana: "Duh, kangen banget sama Cici, gak kerasa kita udah segede ini,"
Fina: "Diana, aku kangen ker. Sek iling tah pas ayas sekelas karo umak?,"
Diana: "Yoi, umak tahes?,"
Fina: "Tahes,"
Stella: "Eh Diana, kamu kok tumben ada di sini, lagi ngapain?,"
Diana: "Ini, ayahku lagi ada acara reunian di hotel, tempatnya gak jauh-jauh dari sini, dan acaranya emang ngundang anggota keluarga,"

Setelah gorengannya jadi, kami akhirnya makan bareng sambil asyik bercengkerama. Setelah kenyang dan sempat bercengkerama, akhirnya Diana berpamitan dengan Stella, Sonia, dan Fina. Kemudian aku, Diana, dan Laksani Sisters kembali menuju hotel dan segera melaksanakan sholat Isya' berjamaah di musholla sekitar hotel sebelum menuju area night party di ballroom.

Dan akhirnya, night party pun tiba! Seluruh peserta reuni beserta keluarga tampak antusias meramaikan acara itu. Mereka menampilkan hiburan secara cuma-cuma kepada seluruh peserta reuni. Laksani Sisters ditunjuk sebagai MC pada acara di malam itu, kemudian Diana diminta untuk memainkan piano di atas panggung sambil diiringi nyanyian dari Melody dengan membawakan lagu Boku No Sakura dan Sakura No Hanabiratachi, dan aku terkesima dengan penampilan Diana memainkan piano.

Seusai penampilan itu, tiba-tiba Diana mengajakku untuk keluar ballroom meski acara masih berlangsung. Kemudian aku diajak menuju ke sebuah tempat sejuk di sekitar hotel dengan pemandangan yang indah di malam hari, dan membicarakan sesuatu hal. Tampak ekspresi Diana berbeda dari biasanya, walaupun diriku baru saja bertemu dengannya.

Rizqi: "Kita ngapain duduk cuma berdua di sini?,"
Diana: "Gak kenapa-kenapa kok, cuma pengen ngobrol aja biar kita lebih deket,"
Rizqi: "Hmmm. Nah, sekarang coba kamu lihat ke atas,"
Diana: "Walaupun malam ini gelap, masih ada cahaya yang menyinari,"
Rizqi: "Seperti itulah gambaran dirimu bagiku. Walaupun hatiku ini terasa sepi, masih ada kamu yang menyinari, dan itu semua karena izin-Nya,"
Diana: "Ah kamu bisa aja sih!,"
Rizqi: "Sejak kita saling kenal, aku merasakan ada hal yang berbeda dalam hidupku. Dengan adanya seseorang yang mendampingiku, aku bisa berbagi segala hal,"
Diana: "Iya, aku juga ngerasa gitu. Walaupun kita baru beberapa jam bertemu, tapi aku merasa berat meninggalkanmu,"

Kemudian Diana hanya diam dan menunduk. Lalu Diana tampak meneteskan air mata (entah itu kesedihan atau bahagia, aku tak bisa menafsirkannya). Kupegang erat pundaknya dan kucoba mengusap air mata yang mengalir.

Rizqi: "Kamu kenapa?,"
Diana: "Aku mau istirahat, udah capek,"
Rizqi: "Aku anterin yuk ke kamarmu, nanti aku ambilkan air minum biar gak kehausan,"
Diana: "Makasih,"

Kemudian Diana langsung tidur dengan pulas di kamarnya. Lalu aku pergi menuju kamarku dan beristirahat. Tiba-tiba terlintas dalam bayanganku tentang Diana, mungkinkah aku mulai jatuh hati kepadanya?

TO BE CONTINUED    

No comments:

Post a Comment