IF48 - Pengamat sepak bola nasional, Mahfudin Nigara, meminta kepada semua
masyarakat sepak bola agar berhat-hati dengan kondisi sepak bola
terkini. Terutama berkaitan dengan turnamen buatan Menteri Pemuda dan
Olahraga Imam Nahrawi lewat Tim Transisi Kemenpora yakni Piala
Kemerdekaan.
Menurut Nigara, turnamen itu merupakan turnamen dengan status yang tidak
jelas dan dibuat memang untuk melemahkan masyarakat bola itu sendiri.
”Piala Kemerdekaan adalah jebakan Batman. Imam Nahrawi sengaja bicara
akan jihad dan sebagainya dengan piala kemerdekaan, justru kalimat itu
malah menjadi jebakan untuk kita semua,” kata Nigara dalam keterangan
tertulis yang dilansir dari ROL di Jakarta, Jumat (31/7/2015).
Nigara mengatakan, Menpora melontarkan statement tersebut untuk merayu
klub-klub. ”Namun sadarkah dia, bahwa undang-undang SKN Pasal 51 ayat 1
yang menyatakan bahwa induk organisasilah yang berhak atas memberi izin
setiap kegiatan yang mendatangkan Massa. Artinya Tim Transisi jelas underbow pemerintah, artinya lagi klub-klub diajari membangkang atas UU SKN.
Lalu yang berikutnya, klub-klub diajari tidak taat pada federasi
sebagaiman statuta yang ada. Lantas paling mengerikan, kata dia,
klub-klub diajak terlibat jika ternyata dananya berasal dari sumber yang
tidak jelas,” katanya melanjutnya.
Di mata hukum, kata Nigara, siapapun yang terlibat harus bertanggung
jawab atas keterlibatannya apalagi kaitannya dengan anggaran dan
pengeluaran finansial. ”Lalu dana yang diberikan Rp 50 juta per
pertandingan pasti tidak akan cukup dengan biaya yang harus mereka
keluarkan. Pengeluaran detail seperti tiket pesawat dan sebagainya,
hotel, makan dan uang saku jelas pengeluarannya itu sangatlah besar.''
Jadi, masih kata Nigara, alih-alih akan menjadi untung, klub-klub
diprediksi bakal malah merugi. ''Nanti yang ada malah buntung. Belum
lagi klub-klub itu pasti akan dikenakan sanksi oleh PSSI. Jadi,
pikirkanlah jebakan Batman itu teman-teman klub, awas malah nanti
terjerambab,'' ujarnya.
No comments:
Post a Comment