WARNING: Tidak disarankan untuk membaca fanfict ini bagi yang berusia di bawah 18 tahun
Suatu hari, seorang pria tampan (sebut saja Boy) sedang asyik menikmati waktu ngabuburitnya di sebuah cafe. Boy adalah seorang eksekutif muda di PT. Gesrek Sekali dan dia dikenal sebagai sosok pria yang religius. Sebelum menikmati buka puasa, dia asyik berbincang-bincang dengan Fartes Rodriguez, koleganya sejak dia menjadi seorang eksekutif.
"Assalamu`alaikum Pak Haji," sapa Fartes.
"Wa`alaikumussalam wa rahmatullah," jawab Boy.
"Gimana kabarnya Pak Haji? Sehat?," tanya Fartes.
"Alhamdulillah sehat bos, barakallah. Masih puasa?," Boy menjawab dan bertanya balik.
"Alhamdulillah masih, belum pernah bolong sama sekali," jawab Fartes.
"Sama," balas Boy.
"Pak Haji, ente udah punya bini belom?," tanya Fartes.
"Belom bos, lagi proses mencari jodoh," ujar Boy.
"Gua doain semoga nemu ya. Biar hidup ente bisa lebih enak kayak gua," kata Fartes.
"Ah beneran lu udah punya bini? Tunjukin donk," Boy penasaran.
"Nih (nunjukin foto Rica Leyona di gadget)," Fartes menjawab.
"Jangan boong lah bos, ini kan bulan puasa," kata Boy sambil menasehati.
"Emang beneran kok, udah sejak empat bulan yang lalu. Sekarang doi lagi hamil tiga bulan," Fartes menjawabnya lagi.
"Ah bos gak bilang-bilang nih. Btw gua juga pengen kayak gitu," balas Boy.
"Ente memang normal Pak Haji. Kalo dah halal, mau ngapa-ngapain ke cewek idaman ente ya terserah ente, gak perlu khawatir dosa karena udah sah. Apalagi kalau urusan ranjang, itu nikmat sekali Pak Haji!," tegas Fartes.
"Iya juga ya. Oh ya gua doain semoga ntar persalinan bini lu lancar dan bini lu bisa melahirkan dengan selamat," ucap Boy.
"Amin Ya Rabbal Alamin," jawab Fartes.
Tanpa terasa, waktu berbuka puasa telah tiba. Boy dan Fartes sejenak menoleh ke arah layar televisi yang ada di cafe itu. Mereka berdua pun akhirnya menyantap menu buka puasa yang mereka pesan, yakni nasi goreng beserta kopi hangat yang ternyata resepnya mengadopsi resep dari Rica Leyona, istri Fartes. Sembari menikmati hidangan buka puasa, mereka berdua juga tampak syahdu mendengarkan lantunan lafadz Adzan Maghrib dari muadzin ternama di Makkah bernama Shaykh Naif Shaleh Fayda yang diputar oleh pengelola cafe dari saluran RCTI. Selepas berbuka puasa, mereka berdua lantas melaksanakan sholat Maghrib berjamaah di musholla yang terletak di cafe tersebut, kemudian mereka langsung pulang ke rumah masing-masing.
Ketika dalam perjalanan pulang, tiba-tiba Boy melihat seorang gadis cantik dengan mengenakan seragam kru dari salah satu stasiun televisi swasta sedang dalam posisi tersandera. Dia terlihat sedang dicopet oleh segerombolan preman pasar. Boy lalu keluar dan mencoba menyelamatkan gadis itu. Tak lama kemudian, preman tersebut diringkus ke kantor Polisi terdekat dan Boy lantas berbicara dengan gadis itu.
"Kamu gak apa-apa kan?," tanya Boy pada gadis itu.
"Iya mas, aku gak kenapa-kenapa toh," jawab gadis itu.
"Alhamdulillah, kamu udah aku selamatin dari para preman itu. Ini barang-barangmu yang tadi dicopet," Boy berkata sambil memberikan sebuah dompet yang sempat dicopet.
"Matur suwun Mas. Sampeyan ini siapa?," balas gadis itu.
"Namaku Boy, neng, ekskekutif di PT. Gesrek Sekali. Abang boleh kenalan gak sama eneng?," jawab Boy.
"Iya mas. Aku Ikha, karyawan di ANTV bagian akuisisi program. Sebenere aku pengen jadi pramugari, tapi aku gak lolos tes, Mas. Jadinya aku kerja ndek TV," balas si gadis dengan dialek Jawa halus.
"Oh. Kamu mau pulang, Kha,?" tanya Boy.
"Iya Mas, aku ini pengen cari busway biar bisa pulang ke rumah," jawab Ikha.
"Daripada kamu susah-susah cari busway, mendingan Abang yang anterin kamu pulang," Boy menawarkan.
"Beneran Mas? Ikhlas?," tanya Ikha.
"Iya," jawab Boy.
Gadis itu rupanya bernama Riskha Fairunnisa alias Ikha. Sebenarnya dia bercita-cita ingin menjadi pramugari, namun dia tidak lolos tes sehingga dia memilih alternatif lain, yakni bekerja di ANTV sebagai manajer akuisisi program.
Lalu Ikha pun diantar pulang ke rumahnya oleh Boy dengan mobil Honda HR-V milik sang ekskekutif di PT. Gesrek Sekali itu. Di tengah perjalanan, Boy juga sempat mengajaknya sholat Isya' yang dilanjutkan dengan sholat tarawih secara berjamaah di sebuah masjid. Seusai sholat, mereka berdua melanjutkan perjalanan hingga akhirnya sampai di rumah Ikha.
Sesampai di rumah Ikha, mereka berdua pun keluar dari mobil itu. Saat Boy sedang beristirahat di dalam mobilnya setelah mengemudi, Ikha pun mengetok pintu rumahnya sambil mengucap salam kepada orang tuanya. Lantas Ibunda Ikha pun membuka pintunya dan berbicara dengan Ikha di ruang tamu.
"Assalamu`alaikum," Ikha memberi salam sambil mengetuk pintunya.
"Wa`alaikumussalam. Kamu kok pulangnya telat le, terus itu kok onok suara mobil persis di depan rumah, nduk?," jawab Ibunda Ikha dengan gaya medok-nya.
"Sepuranipun Bu, tadi Ikha sempet dicopet sama si preman pasar di jalan, trus Ikha ditolong sama si cowok yang tadi nganterin aku pake mobil. Pas perjalanan pulang, aku diajak sholat tarawih di masjid besar sama si cowok tadi, soalnya dia itu orangnya kalo sholat musti tepat waktu, hampir gak pernah telat," papar Ikha.
"Ora opo-opo nduk, sing penting kuwi selamet. Tapi Ibu jadi penasaran sopo sih cowok yang nganterin kamu itu?," kata Ibunda Ikha dengan lemah lembut.
"Namanya Boy, Bu. Dia itu orangnya kaya raya tapi ibadahnya luar biasa. Dia baru lulus sarjana udah jadi haji. Sekarang dia kerja jadi eksekutif di perusahaan besar. Orangnya ramah dan baiiiikkkk banget," balas Ikha dengan sumringah.
"Ibu boleh kenalan?," tanya Ibunya.
"Ini ada orangnya kok di depan rumah," Ikha menjawab.
"Sekarang kamu mandi dulu ya nduk, trus ganti baju. Ntar biar Ibu aja yang panggilin," Ibu berkata pada Ikha.
Ikha kemudian menuju ke kamar mandi. Di saat itu pula, Ibunda Ikha memanggil Boy untuk masuk ke ruang tamu.
"Sini cah ganteng, masuk dulu nduk," seru Ibunda Ikha kepada Boy.
"Iya, Bu," sahut Boy dengan ramah tamah.
Kemudian Boy berbincang-bincang dengan Ibunda Ikha di ruang tamu. Beberapa menit kemudian, Ikha sudah berganti pakaian dengan mengenakan jersey Inter Milan kebanggaannya.
"Wah, eneng Ikha keren banget," kata Boy dengan penuh decak kagum.
"Ah sa ae sih Boy," Ikha pun terkesima.
"Eh, aku boleh minta nomormu gak neng?," tanya Boy.
"Boleh, ini nih," jawab Ikha sambil menunjukkan nomor contact-nya di HP miliknya, beserta pin BBM dan ID Line-nya.
"Makasih neng, kamu baik banget sama aku hari ini. Aku pulang dulu yaa," Boy tersenyum balik.
"Sama-sama Mas. Justru aku yang harus terimakasih sama Mas Boy, soalnya udah nganterin aku pulang dengan selamat. Hati-hati di jalan yaa," balas Ikha dengan sumringah.
"Bu, saya pulang dulu, kapan-kapan kalau ada waktu luang saya kesini lagi," Boy memberi salam pada keluarga Ikha.
"Wa`alaikumussalam," jawab Ikha dan Ibundanya.
Kemudian Boy segera pulang ke rumahnya dengan mengendarai mobil Honda HR-V kesayangannya. Sesampainya di rumah, Boy langsung mencium tangan kedua orang tuanya, lalu Mail (adik Boy) mencium tangan Boy dengan senyuman hangat. Lalu Boy segera berganti pakaian dan membaca Al-Qur'an sebelum pergi tidur. Di saat tidurnya, Boy mulai terbayang-bayang akan senyuman manis dan paras cantik dari Ikha, gadis yang pernah dia tolong di jalan raya. Lalu dia berdoa agar gadis itu bisa menjadi pendamping hidupnya kelak.
=== TO BE CONTINUED ===
No comments:
Post a Comment