IF48 - Presiden PT Liga Indonesia Syahril HM Taher menilai kebijakan yang
dikeluarkan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) terhadap
penyelenggaraan Indonesia Super League (ISL) 2015 merupakan bentuk
intimidasi terselubung.
Menurut Syahril, BOPI bukan sebuah lembaga eksekutor untuk menentukan kompetisi sepakbola di Indonesia. “BOPI bukan eksekutor, ini sudah cara-cara intimidasi. Bagaimana sepakbola mau bagus kalau begini,” cetus Syahril dilansir Goal Indonesia.
“Kemungkinannya karena persoalan itu, 16 klub lainnya tidak ikut juga.
PT Liga tetap mengacu pada 18 klub. PT Liga menyerahkan semuanya kepada
PSSI untuk menangani itu,”
Pria yang juga menjabat ketua umum Persiba Balikpapan
ini menambahkan, secara resmi kompetisi ISL sudah ditunda mulai, Sabtu
(12/4), dan belum menentukan waktu untuk digulirkan kembali.
PSSI berdasarkan rapat komite eksekutif (Exco) telah menyetujui proposal PT Liga untuk menunda kompetisi sementara waktu. Kelanjutan kompetisi ini akan ditentukan Exco terpilih di kongres PSSI pada 18 April di Surabaya.
“Jadi bukan dihentikan dari tanggal 12 hingga 25 April, tapi tidak ada
batasnya sampai kapan akan digelar. Tunggu aja dari PSSI nanti,” kata
Syahril.
Terkait keputusan BOPI yang mencekal Persebaya Surabaya dan Arema
Cronus, Syahril menyatakan, persoalan yang membelit kedua klub itu
merupakan masalah internal.
“Harusnya itu diselesaikan di internal itu sendiri. Kalau orang bola,
itu diselesaikan di internal sendiri. Kalau memang tidak ada
kesepakatan, ya dibawa ke pengadilan,” terangnya.
"Yang jelas kalau ada persoalan Persebaya maupun Arema masalah saham.
Masalah perusahaan kan bisa dimusyawarahkan, semua bisa selesai.”
“Kalau memberikan sanksi kepada Persebaya dan Arema dasarnya apa? Kalau
memberikan sanksi tidak ada dasarnya hanya gambaran-gamabran kan tidak
bisa.”
No comments:
Post a Comment