IF48 - Sepanjang 2015, kompetisi sepakbola Indonesia "mati suri" akibat dampak dari pembekuan PSSI yang dilakukan oleh Kemenpora di bawah pimpinan Imam Nahrawi. Ini disebabkan Menpora telah memberikan surat kepada pihak Polri agar tidak memberikan izin keramaian terhadap seluruh kegiatan yang diselenggarakan PSSI. Akibatnya, kompetisi ISL, Divisi Utama, dan Liga Nusantara sepanjang 2015 terpaksa dihentikan dengan status "force majeure".
Tentu hal ini memiliki dampak yang sangat merugikan bagi para stakeholder sepakbola nasional. Banyak pemain yang terpaksa beralih profesi untuk sementara waktu karena tidak jelasnya kapan kompetisi akan kembali bergulir. Ada yang terpaksa bermain tarkam dan ada pula yang mulai merintis usaha baru demi menghidupi keluarga mereka.
Anehnya, meski sudah dua kali kalah di peradilan, Menpora nampaknya masih enggan untuk mencabut SK pembekuan PSSI per 18 April 2015. Bahkan Menpora dengan seenaknya memaksa PT Liga Indonesia untuk menggelar kompetisi di bawah Tim Transisi. Padahal, Tim Transisi sama sekali tidak diakui oleh FIFA dan juga tidak memiliki perangkat pertandingan.
Digelarnya turnamen seperti Piala Presiden dan Piala Jenderal Sudirman bukan solusi untuk mengatasi vakumnya kompetisi, dikarenakan kompetisi sangatlah berbeda dengan turnamen. Dalam kompetisi terdapat unsur pembinaan yang ditujukan untuk keperluan jangka panjang. Salah satu output dari kompetisi adalah terciptanya pemain-pemain berkualitas.
Selain itu, kompetisi merupakan cermin, wajah, dan potret dari peta kekuatan sepakbola dalam suatu negara atau federasi yang bersangkutan.
Memang di satu sisi turnamen memberikan hiburan bagi masyarakat Indonesia. Namun turnamen cenderung hanya menguntungkan klub-klub besar saja. Lagipula, pemilihan venue untuk turnamen cenderung dipusatkan pada kota-kota tertentu saja, sehingga tidak ada pemerataan ekonomi antar daerah dalam sepakbola.
Lalu pertanyaan besar mengemuka, kapan kompetisi sepakbola Indonesia akan kembali bergulir? Semoga saja pemerintah sadar diri dengan segera mencabut SK pembekuan PSSI. Polri juga diminta untuk bersikap objektif dan tidak ikut larut dalam pusaran konflik sepakbola nasional.
No comments:
Post a Comment