Thursday 9 July 2015

Nikmat Yang Sesungguhnya - Part 2 (Inspired by Riskha Fairunnisa)

Cerita ini hanyalah fiktif belaka, jika ada kesamaan nama, tempat, maupun kejadian, itu hanyalah kebetulan semata

WARNING: Tidak disarankan untuk membaca fanfict ini bagi yang berusia di bawah 18 tahun


Beberapa Hari Kemudian
 
Suara rombongan patrol sahur pun terdengar lantang hingga ke rumah Boy. Boy pun bersegera untuk bangun dari tidurnya dan langsung membangunkan orang tua beserta adiknya untuk sahur bersama pada hari terakhir di bulan Ramadhan.
Sembari menikmati sahur, tiba-tiba smartphone Boy pun berdering. Rupanya ada panggilan masuk dari Ikha, kemudian Boy mengangkatnya.
Boy: (mengangkat telepon) "Assalamu`alaikum neng Ikha,"
Ikha: "Wa`alaikumussalam Mas, udah sahur belom?,"
Boy: "Ini nih abang lagi sahur bareng keluarga. Kamu udah sahur juga belom?,"
Ikha: "Oke oke. Tapi aku mau ngomong sesuatu nih sama kamu,
Boy: "Mau ngomong apa?,"
Ikha: "Sejak kamu sering nganterin aku, aku jadi tambah suka sama Mas. Mau gak kamu jadi pacarku?,"
Boy: "Wah, abang mah malah pengen ajak kamu nikah. Abang udah siapin cincinnya dari hasi THR,"
Ikha: "Seriusan???," (penasaran)
Boy: "Beneran loh ini, Insya Allah pas lebaran ini Abang juga udah siap buat ngelamar kamu," (jawabnya dengan tegas namun lembut)
Ikha: "Senengnyaa, aku bisa punya calon yang baik kayak Mas," (jawab sambil tertawa tersenyum)
Boy: "Abang juga, punya calon istri yang baik dan manis kayak kamu. Udah dulu ya, Abang mau sahur. Assalamu'alaikum,"
Ikha: "Wa`alaikumussalam," (menutup teleponnya)

Kemudian Boy dan keluarga melanjutkan makan sahur. Setelah mereka makan sahur, mereka berbincang-bincang mengenai rencana untuk lebaran nanti. Di sela-sela pembicaraan, Ibunda Boy juga menanyakan tentang orang yang berbicara dengan Boy melalui smartphone miliknya.

Ibunda Boy: "Boy, tadi siapa tuh yang nelpon kamu?,"
Boy: "Calon istri Boy, Bu. Namanya Ikha,"
Ibunda Boy: "Ikha? Kamu kenal orang itu dari mana?,"
Boy: "Awalnya Boy nemu cewek itu pas dia dijambret orang, terus Boy tolongin dia. Abis itu, Boy anterin dia pulang ke rumahnya. Sejak kejadian pahit itu, Boy selalu antar jemput dia setiap pergi dan pulang kerja. Terus dia juga sering BBM-an sama Boy kalau ada waktu luang,"
Ibunda Boy: "Terus kamu kok tiba-tiba bisa jadi suka gitu sama dia?,"
Boy: "Kalau udah sering ketemu dan ngerasa cocok, ya mau gimana lagi?,"
Ibunda Boy: "Baiklah kalau itu pilihanmu yang terbaik. Ibu dan Ayah di sini selalu mendoakanmu yang terbaik,"
Boy: "Amin. Doakan semoga semuanya lancar. Insya Allah lebaran ini Boy mau lamar dia,"
Ibunda Boy: "Baiklah. Nanti Ibu dan Ayah juga mau ikut ke rumahnya, sekalian silaturrahmi dengan keluarganya,"

Sementara di rumah Ikha, penghuni rumah tersebut juga sedang menyantap makan sahur di hari terakhir Ramadhan. Di sela-sela waktu sahur, mereka juga berbincang-bincang tentang sesuatu hal.

Ibunda Ikha: "Nduk, kamu tadi telepon siapa?,"
Ikha: "Ini, Ikha barusan telepon Mas Boy, cowok yang sering antar jemput aku kalau pergi pulang kerja,"
Ibunda Ikha: "Aduh Nduk, sahur-sahur gini kok wis nelpon orang toh,"
Ikha: "Tadi Ikha bangunin sahur. Trus Ikha dapet kabar baik, lebaran ini Mas Boy juga pengen lamar aku,"
Ibunda Ikha: "Alhamdulillah Nduk, kamu akhirnya dapet jodoh pisan. Ibu dadi seneng karo awakmu,"
Ayahanda Ikha: "Nah, sekarang kamu udah punya calon suami. Mudah-mudahan, kamu nanti bisa jadi istri yang sholehah dan jadi contoh buat cucuku nanti. Bapak doain rumah tanggamu bisa jadi sakinah mawadah warrohmah"
Ikha: "Makasih doanya Bu, Pak. Pas lebaran nanti katanya keluarganya Mas Boy mau dateng ke sini buat kenalan sama Ibu sama Bapak, sekalian buat lamaran,"
Ibunda Ikha: "Iya,"

Ramadhan telah berlalu, suara takbir kemenangan pun bergema. Boy dan keluarganya di rumah asyik melantunkan kalimat takbir di malam 1 Syawal. Sementara Ikha di rumahnya juga ikut bahagia mendengar suara takbir, sekaligus bahagia karena dirinya akan segera dilamar oleh Boy dalam waktu dekat.

Saat Lebaran Tiba

Keluarga Boy dan Keluarga Ikha bersiap-siap menuju tempat sholat Ied di sekitar rumahnya masing-masing. Setelah sholat Ied dan sesampai di rumah masing-masing, Boy dan Ikha meminta maaf kepada kedua orang tuanya atas kesalahan yang mereka perbuat selama setahun.

(Latar: Rumah Boy)
Boy: "Minta maaf ya Bu kalau selama ini Boy punya banyak salah sama Ibu. Boy juga maafin kalau Ibu punya salah," (sambil mencium tangan Ayahnya dan menangis terharu)
Ibunda Boy: "Iya nak, Ibu juga maafin Boy dan minta maaf kalau Ibu punya salah sama Boy,"
Boy: "Ayah, Boy minta maaf kalau selama ini juga bikin Ayah jengkel, kesel, dsb. Tapi Boy sayang banget sama Ayah. Boy juga maafin Ayah kalau Ayah juga punya salah," (sambil mencium tangan Ayahnya)
Ayahanda Boy: "Iya, Ayah pasti maafin kamu kok. Ayah juga minta maaf kalau punya salah sama Boy. Nah, sekarang kamu salaman sama adik kamu ya,"
Mail: "Bang, adik minta maaf kalau aku sering nakal sama Abang. Adik juga maafin kalau Abang punya salah,"
Boy: "Iya Mail, sama-sama,"

(Latar: Rumah Ikha)

Ikha: "Bu, Pak, Ikha minta maaf kalau punya banyak salah. Ikha juga maafin kalau Ibu sama Bapak juga pernah punya salah," (ucapnya sambil menangis dan bersungkem)
Ibunda Ikha: "Iya Nduk, Ibu minta maaf kalau Ibu salah sama kamu, nduk. Ibu juga maafin awakmu yen kuwi nggawe salah,"
Ayahanda Ikha: "Bapak juga minta maaf kalau Bapak punya salah. Bapak juga ikhlas maafin kamu,"

Kemudian kedua keluarga tersebut menikmati sarapan pagi. Sambil menunggu masakan dihangatkan, Boy mengirimkan SMS pada Ikha yang berisi ucapan selamat hari raya Idul Fitri. Setelah mereka sarapan, kemudian mereka menerima tamu dan mengunjungi tetangga di sekitar rumahnya masing-masing.

Sore harinya (setelah sholat Ashar), keluarga Boy bersiap-siap menuju rumah Ikha. Kedua orang tua Boy pun akhirnya bersilaturrahmi dengan keluarga Ikha. Tidak lupa, Boy juga sudah menyiapkan cincin emas untuk Ikha sebagai mahar dari hasil THR yang dia peroleh. Begitu sampai di rumah Ikha dengan mengendarai mobil HR-V milik Boy, keluarga Boy langsung mengucapkan salam.

Ayahanda Boy: (mengetuk pintu) "Assalamu`alaikum"
Ayahanda Ikha: "Wa`alaikumussalam. Ini siapa ya?,"
Ayahanda Boy: "Oh, ini saya Ayahnya Boy. Minal Aidzin Wal Faidzin,"
Ayahanda Ikha: "Sama-sama, Minal Aidzin Wal Faidzin. Mari Pak, silahkan masuk,"
Ayahanda Boy: "Iya-iya,"

Akhirnya keluarga Boy dipersilahkan masuk oleh keluarga Ikha. Orangtua Boy dan orangtua Ikha pun berbincang-bincang di ruang tamu.
Sementara itu, Boy diajak masuk oleh Ikha ke ruang keluarga. Tidak lupa, Boy juga mengungkapkan perasaannya kepada Ikha.

Ikha: "Mas Boy, aku minta maaf lahir bathin ya. Kamu juga mau maafin aku kan?,"
Boy: "Iya neng Ikha, aku minta maaf kalau aku banyak ngerepotin kamu,"
Ikha: "Sama-sama. Mas Boy ganteng deh,"
Boy: "Kamu bisa aja, sih. Tapi aku mau ngomong sesuatu sama kamu,"
Ikha: "Ngomong apa?,"
Boy: "Sebenarnya aku bener-bener sayang sama kamu. Aku ingin kamu jadi pendamping hidupku. Ini aku beri cincin emas sebagai tanda lamaranku untukmu. Kamu mau terima ini kan?," (sambil memakaikan cincin emas itu ke jari Ikha)
Ikha: "Aku ikhlas terima cincin ini demi Mas,"

Kemudian Boy dan Ikha dipanggil kedua orang tua mereka masing-masing. Dan akhirnya Boy berhasil melamar Ikha tepat pada 1 Syawal, setelah kedua keluarga sepakat dan merasa ada kecocokan.

Beberapa Bulan Kemudian

Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga. Hari itu pula, Boy dan Ikha meresmikan hubungan mereka ke jenjang pernikahan dan ijab qabul pun diucapkan. Ayahanda Ikha pun tampil sebagai penghulu di acara tersebut.

Dan akhirnya, Boy dan Ikha resmi menjadi pasangan suami istri yang sah. Seluruh hadirin menyambut meriah prosesi akad nikah ini, termasuk dari CEO PT. Gesrek Sekali, Devi Kinal Putri.

Kinal: "Selamat Boy buat pernikahannya, semoga langgeng dan bahagia,"
Boy: "Terimakasih atas ucapannya, Bos,"
Kinal: "Ngomong-ngomong pengen punya anak berapa?,"
Boy: "Rahasia lah, tunggu aja tanggal mainnya,"

== TO BE CONTINUED ==

No comments:

Post a Comment