Monday 16 February 2015

Di Balik Tim 9 dan BOPI, Ada Upaya Sistematis dan Terstruktur Untuk Mendelegitimasi PSSI

IF48 - Manuver kubu Jenggala untuk mendelegitimasi kepengurusan PSSI saat ini semakin menggeliat. Setelah sempat berdengung wacana agar Tim 9 Kemenpora membekukan PSSI lewat Forum Diskusi Suporter Indonesia (FDSI), kini giliran Tim 9 mencoba bermanuver menghambat laju kompetisi ISL 2015 melalui tangan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).

Mengenai hal tersebut, kontan banyak publik sepakbola nasional mengecam atas rencana Tim 9 Kemenpora dan BOPI untuk menunda kompetisi ISL. Hal ini diungkapkan oleh Ratri Nur Cahyani, salah seorang member grup Facebook "You Better Believe" atau yang disingkat YBB.

"Ada upaya-upaya sistematis dan terstruktur utk mendeligitimasi eksistensi PSSI. Menpora ingin mengembalikan persepakbolaan Indonesia ke era "kegelapan" seperti jaman LPI. Menpora dan BOPI ingin menjadikan ISL sebagai kompetisi amatir karena di mata mereka liga profesional adalah milik LPI yang sudah almarhumah itu," katanya dalam sebuah postingan di grup YBB.

Pernyataan senada juga dilontarkan oleh ahli hukum olahraga, Dr. H Ahmad Yulianto Ihsan SH. MH, pada percakapan dengan redaksi Inilah.com melalui telepon selulernya, Minggu (15/2/2015) malam. Menurutnya, hal ini merupakan salah satu bentuk intervensi pemerintah terhadap PSSI yang dilarang oleh statuta FIFA.

"Yang harus dipahami, PSSI itu bukan milik pemerintah melainkan FIFA. PSSI itu mendapat merek karena PSSI anggota FIFA. Ini kan kontrak sosial masyarakat internasional," katanya.

"Jadi, kalau Pemerintah ngurusin sampai dapur-dapurnya PSSI, itu bukan kewenangannya dan melampaui kewenangannya. Pak Hinca Panjaitan dalam presentasinya mengungkapkan kedaulatan pemerintah dan kedaulatan FIFA," beliau menambahkan.

"Tim Sembilan itu, kalau dilihat dari sisi hukum olahraga ilegal. Semua sengketa itu ada mekanismenya di setiap cabang olahraga misal melalui CAS. Jadi pemerintah tidak serta-merta atas nama pemerintah terus digojrok, tidak bisa itu. Nanti malah tidak karu-karuan," imbuhnya.

Selain kedua tokoh di atas, salah satu member JKT48 Team KIII, Thalia, juga mengutarakan hal yang sama. Menurutnya, keputusan Tim 9 Kemenpora merupakan bentuk perampasan hak publik atas tontonan yang bermutu.

"Pemerintah (Kemenpora) seharusnya tidak melakukan tindakan yang bukan merupakan kewenangannya. Aku denger keluhan dari fansku, kalau masyarakat udah nggak sabar menyaksikan ISL musim ini. Apalagi ini menyangkut kepentingan stasiun TV pemegang hak siar," ujarnya.

"Statuta FIFA melarang semua bentuk intervensi pemerintah terhadap federasi sepakbola di suatu negara, dan FIFA juga meminta pemerintah menghormati semua stakeholder sepakbola, termasuk stasiun TV pemegang hak siar karena berhubungan dengan kepentingan masyarakat untuk mendapatkan tayangan yang bermutu," pungkasnya.

No comments:

Post a Comment